Navbar

Global Var

Selasa, 25 September 2012

Merdekakah Kita












“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami
putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.”


Ini adalah isi dari sumpah pemuda yang di bacakan pada Kogres Pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober  1928.
Momentum pada tanggal 28 Oktober ini adalah hari lahirnya bangsa
Indonesia. Kogres yang memperkuat persatuan dan kesatuan pemuda
Indonesia tanpa memandang suku, etnis, ras, pendidikan, dan agama.
Sejarah sudah mengungkapkan bagaimana peranan pemuda Indonesia yang
telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Bangkitnya pemuda Indonesia
ini tidak terlepas dari ‘Sumpah Pemuda’ yang dikumandangkan pada 28
Oktober 1928. Sumpah pemuda yang membuka mata pemuda kita pada masa itu
bahwa mereka adalah satu. Satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa,
yaitu Indonesia.


 Setelah
sekian tahun Indonesia merdeka, muncul babak baru di wajah bangsa ini.
Babak baru yang kita kenal sebagai ‘era reformasi’. Era dimana  kebebasan
berpikir dan mengeluarkan pendapat tidak dikekang. Era dimana pemuda
kita dapat lebih berkreatifitas, lebih kritis, dan lebih
bertanggungjawab. Tapi, apa yang diberikan ‘pemuda era reformasi’
sekarang. Banyak memang yang sudah diberikan, tetapi sebagian besar
hanya menambah coretan hitam bangsa ini. Lihat saja mahasiswa yang
berdemo dengan melakukan anarkis, tawuran antar sekolah atau suporter
kesebelasan sepakbola yang menggila. Perbuatan-perbuatan yang dapat
menimbulkan perpecahan bangsa ini. Seperti ini kah generasi-generasi
pemuda ini. Indonesia yang diisi dengan pemuda ‘era reformasi’ yang
tidak bertanggung jawab. Kemana semangat nasionalisme pemuda ini.
Semangat ‘Sumpah Pemuda’ yang telah dikumandangkan puluhan tahun silam.
Sudah lupakah kita atau tidak mau peduli lagi.




Generasi masa depan…Gak berpendidikan penyakitan”.
Sepenggal lirik lagu slank dengan judul kritis BBM ini mungkin dapat
menggambarkan wajah pemuda kita sekarang. Wajah pemuda Indonesia yang
mengisi hari-hari dengan sikap kritis tapi tidak bertanggung jawab.
Sangat disayangkan sekali, tapi ini lah realita yang terjadi. Untuk itu
supaya tidak “berpendidikan dan penyakitan”, kita sebagai pemuda bangsa
ini….Generasi masa depan bangsa Indonesia mulai lah dengan tidak
melupakan sejarahnya. Seperti kata Bung Karno “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri”


Apakah definisi dari kata merdeka

Di jaman penuh tabrakan kepentingan berbeda

Saat arus informasi publik telah terpotong

Oleh belenggu hukum penguasa yang meneropong

Ke dalam privasi cari sindikasi

Dan melukai kemerdekaan teriritasi

Indikasi sikap menghambat laju kemajuan

Ataukah penguasa mencari pengakuan



Korbankan jalur sukses sektor berbagai bidang

Banyak pihak jadi pincang melangkah timpang

Menganggap kami bodoh tak bisa membedakan

Konsekuensi akan informasi tak mengenakkan



Di dunia maya dan dunia politik di depan mata


Elit penguasa dengan manuver mencari nama

Bersikap bagaikan bocah puber menjadi sama

Mengesahkan kekang informasi sambil tertidur

Menganggap tugas wakil rakyat seperti libur



Korosi oleh korupsi saja tak terurusi


Mau mengatur laju sukses banyak institusi

Sementara banyak hal penting yang tak terjamah

Sejak jaman kemerdekaan hal hal yang sama



Kemiskinan, pendidikan, kesehatan


kesempatan pun di surusak dengan kenekatan

mencekal porno aksi propokasi pro aksi

Kesempatanpun dirusak dengan kenekatan



Maling teriak maling, tak melihat situasi


Mewakilkan rakyatnya dengan ngorok di kursi

Kita tak bodoh, bangsa kita berakal budi

Dianggap tak bisa filter informasi, aku tak sudi






















0 komentar:

Comments Utility