Navbar

Global Var

Jumat, 25 Mei 2012

Gubernur Soerjo



Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo atau dikenal dengan nama Gubernur Soerjo lahir pada tanggal 9 Juli 1895 di Magetan, Jawa Timur. Beliau memulai karirnya sebagai bupati di Kabupaten Magetan dari tahun 1938 sampai tahun 1943. Ia menantu dari Raden Mas Arja Hadiwinoto. Setelah menjabat bupati Magetan, ia menjabat Su Cho Kan Bojonegoro pada tahun 1943. Setlah itu, pada tahun 1945 hingga tahun 1948 beliau menjabat sebagai Gubernur yang pertama di Jawa Timur.

Perjuangan beliau tidaklah mudah dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita ini. Terbukti pada masa pemerintahan beliau, pada saat itu RM Suryo membuat perjanjian gencatan senjata dengan komandan pasukan Inggris Brigadir Jendral Mallaby di Surabaya pada tahun 26 Oktober 1945. Namun tetap saja meletus pertempuran 3 hari di Surabaya 28-30 Oktober yang membuat terdesak. Presiden Sukarno memutuskan datang  ke Surabaya untuk mendamaikan kedua pihak.
Gencatan yang disepakati tidak diketahui sepenuhnya oleh para pejuan pribumi. Tetap saja terjadi kontak senjata yang menewaskan Mallaby. Hal ini menyulut kemarahan pasukan Inggris. Komandan pasukan yang bernama Jenderal Mansergh mengultimatum rakyat Surabaya supaya menyerahkan semua senjata paling tanggal 9 November 1945, atau keesokan harinya Suabay akan dihancurkan.
Menanggapi ultimatum tersebut, Presiden Sukarno menyerahkan sepenuhnya keputusan di tangan pemerintah Jawa Timur, yaitu menolak atau menyerah. GUbernur Suryo dengan tegas berpidato di RRI bahwa Arek-Arek Suroboyo akan melawan ultimatum Inggris sampai darah penghabisan.
Maka meletuslah pertempuran besar antara rakyat Jawa Timur melawan Inggris di Surabaya yang dimulai tanggal 10 November 1945. Selama tiga minggu pertempuran terjadi dimana Surabayaakhirnya menjadi kotamati. Gubernur Suyro termasuk golongan yang terkhir meninggalkan Surabaya untuk kemudian membangun pemerintahan darurat di Mojokerto.
Tanggal 10 September 1948, mobil RM Suryo dicegat pemberontak anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) di tengah hutan Peleng, Kedunggalar, Ngawi. Dua perwira polisi yang lewat dengan mobil ikut ditangkap ke-3 orang lalu ditelanjangi, diseret kedalam dan dibunuh. Mayat ke-3 orang ditemukan keesokan harinya oleh seorang pencari kayu bakar.
Beliau meninggal pada usia 53 tahun. R.M.T. Soerjo dimakamkan di makam Sasono Mulyo, Sawahan, Kabupaten Magetan. Sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang jasa-jasanya terletak di Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi.

0 komentar:

Comments Utility