Ku banting tulang mencari sesuap nasi
Di Ibukota yang kejam
Jakarta yang hanya manis di bibir saja
Memeras peluh dan keringat
Bersama mesin tik ini
Ku bertahan hidup
Ku hanyalah kaum urban
Yang mencoba mengadu nasib
Mengarungi seluruh rintangan
Mencoba menggaet impian
Menjadi seorang pujangga terkenal
Kucoba mewarnai hidup Jakarta
Dengan karya dan tulisanku
Mencoba menghibur Jakarta
Yang bermuka masam dan bermuram durja
Di tempat ini pula
Ku mendapatkan pendamping hidupku
Kebahagiaan tak terkira
Bersamamu pula ku menjadi kuat
Tuk terus menatap masa depan
Disaat kulangkahkan kaki
Melompati tembok halang rintang
Yang disajikan Ibukota
Untuk menjadi pemenang
Atau menjadi pecundang
0 komentar:
Posting Komentar