Navbar

Global Var

Jumat, 27 April 2012

Hewan Menjijikkan Bisa Buat Obat ?


Tim ilmuan dari London berhasil menemukan obat untuk mengobati berbagai macam penyakit manusia. Mulai dari gatal-gatal, infeksi, hipertensi dan kanker. Bahan-bahannya diambil dari kandungan kimia yang dimiliki oleh kodok, ular, hiu, kalajenking, dan lalat.
Bahkan banyak orang Jawa percaya, seorang yang sakit kuning akan sembuh bila menelan kutu bersama pisang, sakit gatal-gatal diobati dengan daging biawak, ular dan sejenisnya. Prinsip pengobatan dari tumbuhan binatang juga dipercaya oleh bangsa timur lainnya seperti Korea, Jepang dan Cina. Dari Jepang ada beragam obat mulai dari sup anti kanker, sampai squaalendari ikan Hiu botol yang dipercaya bisa memperkuat fungsi hati dan menghaluskan kulit.
Sementara di Cina memanfaatkan darah ular kobra untuk mengobati diabet, tulang harimau untuk rematik, samapi penis harimau dan cula badak sebagai obat kuat. Dr. Bary Clarke dari museum sejarah Alami London sangat percaya bahwa senyawa kimia dari binatang amfibi dapat menghasilkan ribuan jenis senyawa dari kelenjar m aupun kulitnya yang dapat mengobati penyakit kulit dan infeksi pernapasan.
Saat ini para ahli telah melakukan pengujian, peptide yang berhasil disolasi dengan cakar kodok Afrika diberi nama Magnin dan mulai diuji di Amerika Serikat oleh MAgnin Phar MAcetical. Hasil percobaan tahap awal menunjukkan, impetigo penyakit kulit pada anak-anak berangsung-angsur menghilang ketika diobati dengan peptide. Dari Tokyo dilaporkan para peneliti bekerja dengan peptide yang disebut Specin yang berhasil di isolasi dari Haemohymph, suatu substansi seperti darah pada larva lalat. Specin menunjukkan potensi sebagai anti biotic yang luar biasa untuk melindungi belatung-belatung muda dari serangan milyaran abkteri di habitatnya.
Dari iakn Hiu ditemukan senyawa sterouid baru yang disebut Squalamine berfungsi memproteksi ikan Hiu dari infeksi. Inhibutro ACE yang digunakan untuk mengobati jantung misalnya, sebenarnya dari bisa ular yang hidup di goa-goa Brazil. Obat ini sudah dijual di pasaran dengan omset Rp. 3,6 triliun. Kini par ahli mempelajari bisa kalajengking diperkirakan penting dalam system seluler, ludah lintah sebagai obat pembekuan darah dan masih banyak lagi.....

0 komentar:

Comments Utility